Juznia's Blog

Serial Literasi

5 komentar

 

Kid Corner PUSTAKA, Wahana Pembelajaran

Perpustakaan untuk anak banyak menjadi prioritas dalam pengembangan pendidikan dan karakter anak.  Di era teknologi yang semakin canggih mulai terlihat kesenjangan dalam transfer pengetahuan di kalangan anak. Sebagian besar anak di kota besar dari golongan menengah ke atas relatif sudah mempunyai alat komunikasi/ handphone yang dapt mengakses segala informasi. Dari satu sisi, hal ini cukup membantu anak untuk dapat mendapatkan informasi secara cepat. Sebagian anak mengungkapkan bahwa tugas sekolah terbantu dengan handphone terutama untuk tugas penelusuran informasi. Beberapa hal positif dapat diperoleh dari pemanfaatan handphone yaitu cepat, real time sehingga dapat menghemat waktu. Beberapa sekolah di kota besar juga sudah menerapkan pembelajaran berbasis e learning yang dapat diakses melalui smartphone. Hal ini tentu memudahkan bagi guru dan siswa untuk melakukan pembelajaran.

Namun di sisi lain, masih banyak anak anak yang belum terbiasa dengan buku. Buku masih menjadi barang yang langka bagi mereka. Memang ada perpustakaan di sekolah namun koleksi buku masih terbatas.  Koleksi buku di perpustakaan sekolah kebanyakan berupa buku ajar, sehingga anak kurang bergairah untuk mendatangi perpustakaan sekolah. Suasana di perpustakaan sekolah tidak ubahnya seperti di kelas, karena bertemu dengan buku ajar dan sedikit buku fiksi atau ensiklopedi. Sementara ada siswa yang mempunyai minat atau hobi membaca menjadi terkendala. Bagi keluarga yang mempunyai penghasilan lebih dan sadar akan pentingnya kebiasaan membaca, akan menfasilitasi dengan membeli buku. Bagi keluarga yang kurang mampu,  membeli buku tentu masih menjadi prioritas ke sekian dalam pengeluaran keluarga. Anak punya keinginan untuk membaca, tapi fasilitas tidak tersedia.  Disinilah peran perpustakaan menjadi penting untuk mengakomodir minat baca anak.

PUSTAKA sebagi perpustakaan khusus bidang pertanian, mempunyai kebijakan untuk membuka layanan kid’s corner bagi anak anak. Kid’s corner  memiliki manfaat diantaranya sebagai sumber belajar dan tempat pembelajaran, mengembangkan minat dan kebiasaan membaca pada siswa, juga sebagai tempat rekreasi sehat melalui buku-buku bacaan yang sesuai dengan umur dan tingkat kecerdasan anak. Kids corner yang terletak terpisah dari ruang layanan utama menjadi oase bagi anak anak yang punya minat dan haus buku bacaan  untuk menyalurkan hobinya.

Koleksi yang tersedia mencakup majalah, komik, ensiklopedia dan buku fiksi baik yang ilmiah maupun populer. Kebijakan pemilihan koleksi tersebut tidak terlepas dari misi PUSTAKA untuk mengenalkan dan menanamkan kecintaan pada pertanian.  Koleksi di kid corner disesuaikan dengan kebutuhan siswa.  Pemanfaatan koleksi didasarkan pada tujuan untuk  :

a. mengembangkan hasrat keingintahuan siswa

b. membina imajinasi siswa

c. memberikan dan menimbulkan inisiatif siswa, guru, dan

masyarakat luas untuk memperdalam pengetahuannya

d. mengembangkan kreativitas pembacanya

e. menjadi sumber keterampilan dan kecerdasan

f. mengandung unsur estetika yang tinggi

g. menumbuhkan kedisiplinan yang tinggi

Sistem layanan yang diterapkan di kid corner adalah sistem layanan  terbuka yang memperbolehkan pemustaka perpustakaan masuk ke ruang koleksi untuk melihat-lihat, mebuka-buka buku dan mengambilnya untuk dibaca ditempat. PUSTAKA mempunyai kebijakan tidak meminjamkan koleksi untuk dibawa pulang. Kid corner juga sebagai tempat pembelajaran sepanjang hayat (lifelong learning) untuk semua disiplin ilmu dan tingkatan pendidikan yang memungkinkan para siswa (learners) memahami isi informasi secara kritis dan mengembangkan pemahaman mereka secara mandiri dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi. (Arif, 2008)

Dari beberapa tanggapan anak anak yang rutin hadir ke PUSTAKA, mereka tampak puas dan berharap koleksi semakin ditambah. Selain koleksi, faktor pustakawan yang melayani juga menjadi daya tarik sendiri bagi pemustaka kecil. Menurut Kode etik Pustakawan, 1998 : 1) Pustakawan adalah seorang yang menyelenggarakan kegiatan perpustakaan dengan jalan memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan tugas lembaga induknya berdasarkan ilmu yang dimiliki melalui pendidikan. Sedangkan menurut pasal 1 (Undang-Undang No. 43 tahun 2007) pustakawan yaitu seseorang yang memiliki kompetensi yang diperoleh melalui pendidikan dan/atau pelatihan kepustakawanan serta mempunyai tugas dan tanggungjawab untuk melaksanakan pengelolaan dan pelayanan perpustakaan. Untuk itulah seorang pengelola perpustakaan dituntut memiliki bakat dan pengetahuan dalam bidang perpustakaan, mencintai pekerjaan dan membuat pemustaka merasa bahwa dengan berkunjung ke perpustakaan kebutuhan akan informasi akan terpenuhi.  Pustakawan yang ramah, bersahabat dan dapat menyelami dunia anak menjadikan anak betah dan selalu ingin berkunjung kembali.  Berikut cuplikan kisah siswa SD yang menggunakan fasilitas kid corner.

Suatu siang pukul 10, enam anak SD berkunjung ke PUSTAKA. Mereka adalah pengunjung tetap yang hampir tiap hari datang ke PUSTAKA. Hari  ini mereka datang lebih awal. Ternyata satu minggu ini mereka sedang menjalani ujian tengah semester. Ruang kid corner menjadi ruang favorit mereka untuk melepaskan penat sehabis ujian. AC dan ventilasi yang cukup serta karpet yang terhampar sangat cocok untuk beristirahat sekaligus belajar serta diskusi. Sesekali terdengar mereka membahas masalah adaptasi pada binatang. Bila ada perbedaan pendapat mereka langsung mencari buku yang berisi tentang adaptasi binatang. Gambar yang menarik serta bahasa populer pada buku membuat mereka belajar tanpa rasa terpaksa atau capai.  Bila ada yang kurang paham mereka bertanya pada pustakawan.  Disinilah peran pustakawan bertindak sebagai “guru” yang membimbing mereka mencari informasi yang sesuai sekaligus menjelaskan atau menafsirkan isi informasi tersebut. Kunjungan yang rutin telah menimbulkan hubungan yang akrab antara pustakawan  dan pengunjung. Mereka sering bercerita dan meminta pustakawan  untuk mengajari sesuatu mata pelajaran yang mereka masih kurang paham. Disinilah peran pustakawan sebagai fasilitator untuk membantu pengguna.

Kemampuan pustakawan dalam melayani pengguna khususnya untuk anak anak di kid corner mutlak dibutuhkan.  Meskipun PUSTAKA merupakan perpustakaan khusus bidang pertanian, tidak ada salahnya pustakawan juga beradaptasi dengan layanan yang diberikan. Hal ini sesuai dengan Pedoman Perpustakaan sekolah yang dikeluarkan oleh IFLA menyebutkan beberapa kemampuan yang harus dimiliki oleh  petugas perpustakaan adalah :

1.    Kemampuan berkomunikasi secara positif dan terbuka dengan anak dan orang dewasa

2.    Kemampuan memahami kebutuhan pengguna

3.    Memiliki pengetahuan dan pemahaman mengenai keanekaragaman budaya

4.    Memiliki ketrampilan informasi serta bagaimana menggunakannya

5.    Memiliki pengetahuan mengenai materi perpustakaan yang membentuk koleksi perpustakaan serta bagaimana mengaksesnya

6.    Memiliki pengetahuan mengenai bacaan anak, media dan ke budayaan

Beberapa hal yang menyebabkan anak menjadi betah dan rutin mengunjungi kid corner adalah ruangan yang nyaman . Di PUSTAKA, ruang kid corner dilengkapi dengan karpet sebagai ruang baca informal.  Anak membaca buku dan majalah dengan posisi yang mereka inginkan. Hal ini mendorong literasi dan konsep pembelajaran sehingga timbul persepsi membaca untuk keceriaan atau rekreasi.  Selain ruang baca informal, kid corner dilengkapi dengan ruang yang dilengkapi susunan kursi dan meja berikut whiteboard yang berfungsi untuk diskusi maupun kegiatan tulis menulis.

Untuk menghilangkan rasa jenuh anak setelah membaca sekaligus melampiaskan hobi anak menggambar  atau mewarnai disediakan pula meja gambar lengkap dengan alatnya. Sebagai wujud apresiasi pustakawan, beberapa gambar terpilih dipasang di dinding kid corner. Hal ini memberi rasa percaya diri pada anak dan meningkatkan motivasi mereka untuk berkarya lebih baik lagi.

Selain faktor ruang yang nyaman, koleksi buku dan majalah  juga menjadi daya tarik tersendiri. Buku dan majalah yang tersedia di kid corner sangat menarik minat mereka untuk membaca. Ditaruh di sekeliling ruang kid corner dengan rak bersusun memudahkan anak mencari buku yang diinginkan. Buku dan majalah telah diatur menurut kelompoknya. Ada kelompok ensiklopedi, kelompok ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, dongeng yang telah disusun berdasarkan usia pembaca. Sebagai alat bantu untuk mengambil buku di rak yang agak tinggi disediakan tangga yang bisa juga berfungsi untuk tempat duduk.

Koleksi fiksi juga tersedia berupa buku dan majalah. Menurut beberapa hasil penelitian,  koleksi fiksi disukai anak anak karena tidak terlalu “berat” dan serius, yang terpenting anak mau meluangkan waktu untuk membaca ,  dasar membaca itulah yang harus kita tingkatkan.  Masa anak anak merupakan masa yang paling baik untuk menanamkan kebiasaan membaca sejak dini kepada anak. Minat baca perlu dipupuk dengan menyediakan bahan bacaan yang bermutu dan menarik sehingga menjadi kebiasaan dimasa mendatang.

Dengan adanya kid corner tampak peran perpustakaan untuk mendukung program keaksaraan, menyediakan akses informasi  kepada masyarakat terutama untuk menumbuhkan minat baca pada generasi muda. Hal ini sesuai dengan pendapat Weibel (1992) . Minat baca anak harus selalu dipupuk. Dalam era teknologi sekarang ini, buku bersaing dengan televisi dan game dalam mengisi waktu anak. Buku yang mencerdaskan anak dan meningkatkan karakter sangat dibutuhkan dalam fase pertumbuhan. Disinilah tugas kita pustakawan untuk dapat mengembangkan minat baca bagi anak sehingga nanti akan menjadi insan yang mandiri dan membentuk masyarakat madani yang sadar literasi.

 

Sumber referens .

 

1.    Rahmania Utari, S.Pd. Teknis Pengelolaan Perpustakaan Sekolah : Pembinaan dan Pengembangan Koleksi – Inventarisasi  

 

2.    Arif, Ikhwan. 2008.  Peran Pustakawan dalam mengembangkan program literasi informasi di sekolah. Kumpulan Naskah Pemenang Lomba Penulisan Karya Ilmiah bagi Pustakawan tahun 2006-2007. Jakarta: Perpusnas.

 

 

 

Juznia Andriani
Assalamualaikum teman teman . Salam literasi. Perkenalkan saya Juznia pustakawan di Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian. Saya sangat menyukai dunia literasi, saya beranggapan dengan literasi akan dapat meningkatkan kualitas hidup. Hobi saya membaca dan menulis serta traveling. Dengan membaca akan menambah wawasan, dengan menulis akan berbagi pengalaman ditambah traveling akan menambah semangat atau energi baru untuk berkarya.
Terbaru Lebih lama

Related Posts

There is no other posts in this category.

5 komentar

  1. I love library.. Salah satu tempat terbaik dan ternyaman buatku adalah perpusatakaan. Mungkin memang karena aku lebih suka suasana hening untuk bekerja dan belajar. Apalagi kalau fasilitas di dalam perpustakaan juga komplit. Bisa-bisa seharian betah banget...

    BalasHapus
  2. perpustkaan yang ramah anak akan emmbuat anak-anak nyaman berada di perpustakaan sehingga mereka terbiasa dengan buku dan perpustakaan, langkah awal yang baik untuk mengajarkan anak-anak agar menyukai buku dan perpustakaan

    BalasHapus
  3. Suka banget sama perpustakaan, alhamdulillah daerahku punya perpustakaan daerah yg nyaman dan aesthetic, jadi sering2 berkunjung. Thanks mba for sharing

    BalasHapus
  4. Di daerah perpusdanya juga sudah membuat fasilitas baca yang ramah anak. Tapi menurut saya pribadi memang ada yang perlu dibenahi agar lebih banyak anak yang tertarik mengunjungi. Layanan kid’s corner bagi anak-anak yang Mba Juznia bahas di artikel ini menarik banget. Semoga makin banyak pembaca yang teredukasi, ya.

    BalasHapus
  5. Perpustakaan memang keren.
    Jadi terbayang masa kecil dulu, kak Juznia.
    Saat SD, saya dan kakak saya punya kartu anggota Perpustakaan Balai Pustaka di Lapangan Banteng. Walau harus bolak-balik, bersusah payah naik bus ke sana, tetap saja Perpustakaan bagi kami adalah tempat mewah dan nyaman. Bisa meminjam buku bagus, dan lahap menikmati suguhan imajinasi penulis.
    Terimakasih para Pustakawan.

    BalasHapus

Posting Komentar