Kid Corner PUSTAKA, Wahana Pembelajaran
Perpustakaan
untuk anak banyak menjadi prioritas dalam pengembangan pendidikan dan karakter
anak. Di era teknologi yang semakin
canggih mulai terlihat kesenjangan dalam transfer pengetahuan di kalangan anak.
Sebagian besar anak di kota besar dari golongan menengah ke atas relatif sudah
mempunyai alat komunikasi/ handphone yang dapt mengakses segala informasi. Dari
satu sisi, hal ini cukup membantu anak untuk dapat mendapatkan informasi secara
cepat. Sebagian anak mengungkapkan bahwa tugas sekolah terbantu dengan
handphone terutama untuk tugas penelusuran informasi. Beberapa hal positif
dapat diperoleh dari pemanfaatan handphone yaitu cepat, real time sehingga
dapat menghemat waktu. Beberapa sekolah di kota besar juga sudah menerapkan
pembelajaran berbasis e learning yang dapat diakses melalui smartphone. Hal ini
tentu memudahkan bagi guru dan siswa untuk melakukan pembelajaran.
Namun
di sisi lain, masih banyak anak anak yang belum terbiasa dengan buku. Buku
masih menjadi barang yang langka bagi mereka. Memang ada perpustakaan di
sekolah namun koleksi buku masih terbatas.
Koleksi buku di perpustakaan sekolah kebanyakan berupa buku ajar,
sehingga anak kurang bergairah untuk mendatangi perpustakaan sekolah. Suasana
di perpustakaan sekolah tidak ubahnya seperti di kelas, karena bertemu dengan
buku ajar dan sedikit buku fiksi atau ensiklopedi. Sementara ada siswa yang
mempunyai minat atau hobi membaca menjadi terkendala. Bagi keluarga yang
mempunyai penghasilan lebih dan sadar akan pentingnya kebiasaan membaca, akan
menfasilitasi dengan membeli buku. Bagi keluarga yang kurang mampu, membeli buku tentu masih menjadi prioritas ke
sekian dalam pengeluaran keluarga. Anak punya keinginan untuk membaca, tapi
fasilitas tidak tersedia. Disinilah
peran perpustakaan menjadi penting untuk mengakomodir minat baca anak.
PUSTAKA sebagi perpustakaan
khusus bidang pertanian, mempunyai kebijakan untuk membuka layanan kid’s corner
bagi anak anak. Kid’s corner memiliki
manfaat diantaranya sebagai sumber belajar dan tempat pembelajaran, mengembangkan
minat dan kebiasaan membaca pada siswa, juga sebagai tempat rekreasi sehat
melalui buku-buku bacaan yang sesuai dengan umur dan tingkat kecerdasan anak. Kids
corner yang terletak terpisah dari ruang layanan utama menjadi oase bagi anak
anak yang punya minat dan haus buku bacaan
untuk menyalurkan hobinya.
Koleksi yang tersedia mencakup majalah,
komik, ensiklopedia dan buku fiksi baik yang ilmiah maupun populer. Kebijakan
pemilihan koleksi tersebut tidak terlepas dari misi PUSTAKA untuk mengenalkan
dan menanamkan kecintaan pada pertanian.
Koleksi di kid corner disesuaikan dengan kebutuhan siswa. Pemanfaatan koleksi didasarkan pada tujuan
untuk :
a.
mengembangkan hasrat keingintahuan siswa
b.
membina imajinasi siswa
c.
memberikan dan menimbulkan inisiatif siswa, guru, dan
masyarakat
luas untuk memperdalam pengetahuannya
d.
mengembangkan kreativitas pembacanya
e.
menjadi sumber keterampilan dan kecerdasan
f.
mengandung unsur estetika yang tinggi
g.
menumbuhkan kedisiplinan yang tinggi
Sistem layanan yang
diterapkan di kid corner adalah sistem layanan
terbuka yang memperbolehkan pemustaka perpustakaan masuk ke ruang
koleksi untuk melihat-lihat, mebuka-buka buku dan mengambilnya untuk dibaca
ditempat. PUSTAKA mempunyai kebijakan tidak meminjamkan koleksi untuk dibawa
pulang. Kid corner juga sebagai tempat pembelajaran sepanjang
hayat (lifelong learning) untuk semua disiplin ilmu dan tingkatan
pendidikan yang memungkinkan para siswa (learners) memahami isi
informasi secara kritis dan mengembangkan pemahaman mereka secara mandiri dalam
memecahkan permasalahan yang dihadapi. (Arif, 2008)
Dari
beberapa tanggapan anak anak yang rutin hadir ke PUSTAKA, mereka tampak puas
dan berharap koleksi semakin ditambah. Selain koleksi, faktor pustakawan yang
melayani juga menjadi daya tarik sendiri bagi pemustaka kecil. Menurut Kode
etik Pustakawan, 1998 : 1) Pustakawan adalah seorang yang menyelenggarakan
kegiatan perpustakaan dengan jalan memberikan pelayanan kepada masyarakat
sesuai dengan tugas lembaga induknya berdasarkan ilmu yang dimiliki melalui
pendidikan. Sedangkan menurut pasal 1 (Undang-Undang No. 43 tahun 2007)
pustakawan yaitu seseorang yang memiliki kompetensi yang diperoleh melalui
pendidikan dan/atau pelatihan kepustakawanan serta mempunyai tugas dan
tanggungjawab untuk melaksanakan pengelolaan dan pelayanan perpustakaan. Untuk
itulah seorang pengelola perpustakaan dituntut memiliki bakat dan pengetahuan
dalam bidang perpustakaan, mencintai pekerjaan dan membuat pemustaka merasa
bahwa dengan berkunjung ke perpustakaan kebutuhan akan informasi akan
terpenuhi. Pustakawan yang ramah,
bersahabat dan dapat menyelami dunia anak menjadikan anak betah dan selalu
ingin berkunjung kembali. Berikut
cuplikan kisah siswa SD yang menggunakan fasilitas kid corner.
Suatu
siang pukul 10, enam anak SD berkunjung ke PUSTAKA. Mereka adalah pengunjung
tetap yang hampir tiap hari datang ke PUSTAKA. Hari ini mereka datang lebih awal. Ternyata satu
minggu ini mereka sedang menjalani ujian tengah semester. Ruang kid corner menjadi ruang favorit mereka untuk melepaskan
penat sehabis ujian. AC dan ventilasi yang cukup serta karpet yang terhampar
sangat cocok untuk beristirahat sekaligus belajar serta diskusi. Sesekali terdengar
mereka membahas masalah adaptasi pada binatang. Bila ada perbedaan pendapat
mereka langsung mencari buku yang berisi tentang adaptasi binatang. Gambar yang
menarik serta bahasa populer pada buku membuat mereka belajar tanpa rasa
terpaksa atau capai. Bila ada yang
kurang paham mereka bertanya pada pustakawan.
Disinilah peran pustakawan bertindak sebagai “guru” yang membimbing mereka
mencari informasi yang sesuai sekaligus menjelaskan atau menafsirkan isi
informasi tersebut. Kunjungan yang rutin telah menimbulkan
hubungan yang akrab antara pustakawan
dan pengunjung. Mereka sering bercerita dan meminta pustakawan untuk mengajari sesuatu mata pelajaran yang
mereka masih kurang paham. Disinilah peran pustakawan sebagai fasilitator untuk
membantu pengguna.
Kemampuan
pustakawan dalam melayani pengguna khususnya untuk anak anak di kid corner
mutlak dibutuhkan. Meskipun PUSTAKA
merupakan perpustakaan khusus bidang pertanian, tidak ada salahnya pustakawan
juga beradaptasi dengan layanan yang diberikan. Hal ini sesuai dengan Pedoman
Perpustakaan sekolah yang dikeluarkan oleh IFLA menyebutkan beberapa kemampuan
yang harus dimiliki oleh petugas
perpustakaan adalah :
1. Kemampuan
berkomunikasi secara positif dan terbuka dengan anak dan orang dewasa
2. Kemampuan memahami
kebutuhan pengguna
3. Memiliki
pengetahuan dan pemahaman mengenai keanekaragaman budaya
4. Memiliki
ketrampilan informasi serta bagaimana menggunakannya
5. Memiliki
pengetahuan mengenai materi perpustakaan yang membentuk koleksi perpustakaan
serta bagaimana mengaksesnya
6. Memiliki
pengetahuan mengenai bacaan anak, media dan ke budayaan
Beberapa
hal yang menyebabkan anak menjadi betah dan rutin mengunjungi kid corner adalah
ruangan yang nyaman . Di PUSTAKA, ruang kid corner dilengkapi dengan karpet
sebagai ruang baca informal. Anak
membaca buku dan majalah dengan posisi yang mereka inginkan. Hal ini mendorong
literasi dan konsep pembelajaran sehingga timbul persepsi membaca untuk
keceriaan atau rekreasi. Selain ruang
baca informal, kid corner dilengkapi dengan ruang yang dilengkapi susunan kursi
dan meja berikut whiteboard yang berfungsi untuk diskusi maupun kegiatan tulis
menulis.
Untuk
menghilangkan rasa jenuh anak setelah membaca sekaligus melampiaskan hobi anak
menggambar atau mewarnai disediakan pula
meja gambar lengkap dengan alatnya. Sebagai wujud apresiasi pustakawan,
beberapa gambar terpilih dipasang di dinding kid corner. Hal ini memberi rasa
percaya diri pada anak dan meningkatkan motivasi mereka untuk berkarya lebih
baik lagi.
Selain
faktor ruang yang nyaman, koleksi buku dan majalah juga menjadi daya tarik tersendiri. Buku dan
majalah yang tersedia di kid corner sangat menarik minat mereka untuk membaca.
Ditaruh di sekeliling ruang kid corner dengan rak bersusun memudahkan anak
mencari buku yang diinginkan. Buku dan majalah telah diatur menurut
kelompoknya. Ada kelompok ensiklopedi, kelompok ilmu pengetahuan alam, ilmu
pengetahuan sosial, dongeng yang telah disusun berdasarkan usia pembaca.
Sebagai alat bantu untuk mengambil buku di rak yang agak tinggi disediakan
tangga yang bisa juga berfungsi untuk tempat duduk.
Koleksi
fiksi juga tersedia berupa buku dan majalah. Menurut beberapa hasil
penelitian, koleksi fiksi disukai anak
anak karena tidak terlalu “berat” dan serius, yang terpenting anak mau meluangkan
waktu untuk membaca , dasar membaca
itulah yang harus kita tingkatkan. Masa anak
anak merupakan masa yang paling baik untuk menanamkan kebiasaan membaca sejak
dini kepada anak. Minat baca perlu dipupuk dengan menyediakan bahan bacaan yang
bermutu dan menarik sehingga menjadi kebiasaan dimasa mendatang.
Dengan
adanya kid corner tampak peran perpustakaan untuk mendukung program keaksaraan,
menyediakan akses informasi kepada
masyarakat terutama untuk menumbuhkan minat baca pada generasi muda. Hal ini
sesuai dengan pendapat Weibel (1992) . Minat baca anak harus selalu dipupuk.
Dalam era teknologi sekarang ini, buku bersaing dengan televisi dan game dalam
mengisi waktu anak. Buku yang mencerdaskan anak dan meningkatkan karakter
sangat dibutuhkan dalam fase pertumbuhan. Disinilah tugas kita pustakawan untuk
dapat mengembangkan minat baca bagi anak sehingga nanti akan menjadi insan yang
mandiri dan membentuk masyarakat madani yang sadar literasi.
Sumber referens .
1. Rahmania Utari, S.Pd. Teknis Pengelolaan Perpustakaan Sekolah : Pembinaan
dan Pengembangan Koleksi – Inventarisasi
2. Arif, Ikhwan. 2008. Peran Pustakawan dalam mengembangkan program
literasi informasi di sekolah. Kumpulan Naskah Pemenang Lomba Penulisan Karya
Ilmiah bagi Pustakawan tahun 2006-2007. Jakarta: Perpusnas.
I love library.. Salah satu tempat terbaik dan ternyaman buatku adalah perpusatakaan. Mungkin memang karena aku lebih suka suasana hening untuk bekerja dan belajar. Apalagi kalau fasilitas di dalam perpustakaan juga komplit. Bisa-bisa seharian betah banget...
BalasHapusperpustkaan yang ramah anak akan emmbuat anak-anak nyaman berada di perpustakaan sehingga mereka terbiasa dengan buku dan perpustakaan, langkah awal yang baik untuk mengajarkan anak-anak agar menyukai buku dan perpustakaan
BalasHapusSuka banget sama perpustakaan, alhamdulillah daerahku punya perpustakaan daerah yg nyaman dan aesthetic, jadi sering2 berkunjung. Thanks mba for sharing
BalasHapusDi daerah perpusdanya juga sudah membuat fasilitas baca yang ramah anak. Tapi menurut saya pribadi memang ada yang perlu dibenahi agar lebih banyak anak yang tertarik mengunjungi. Layanan kid’s corner bagi anak-anak yang Mba Juznia bahas di artikel ini menarik banget. Semoga makin banyak pembaca yang teredukasi, ya.
BalasHapusPerpustakaan memang keren.
BalasHapusJadi terbayang masa kecil dulu, kak Juznia.
Saat SD, saya dan kakak saya punya kartu anggota Perpustakaan Balai Pustaka di Lapangan Banteng. Walau harus bolak-balik, bersusah payah naik bus ke sana, tetap saja Perpustakaan bagi kami adalah tempat mewah dan nyaman. Bisa meminjam buku bagus, dan lahap menikmati suguhan imajinasi penulis.
Terimakasih para Pustakawan.