Adi, Anak Sholeh
“Ya Allah, aku berlindung dari sikap
malas. Aku berlindung dari penakut, aku berlindung dari tua renta, dan aku
berlindung dari sikap bakhil.” (HR. Bukhari )
Adzan
Subuh berkumandang. Hujan turun rintik , udara terasa dingin. Namun Adi siap berangkat ke
masjid. Hawa dingin tak menyurutkan niatnya untuk sholat Subuh berjamaah.
Awalnya Adi enggan sholat Subuh
berjamaah di masjid. Suasana gelap dan jalanan masih sepi membuatnya takut
keluar rumah. Tetapi, Ayah dan Bunda
tidak bosan mengajak Adi. Tidak lupa
mengingatkan berkah dan pahala sholat Subuh berjamaah di masjid. Bila hujan,
Adi tetap diajak Ayah ke masjid memakai mantel atau payung. Didikan Ayah dan
Ibu menjadikan Adi dapat mengalahkan rasa malas dan takut serta menjadi anak
yang rajin ke masjid.
Menunggu Ayah berwudhu , Adi menyiapkan
peralatan sholat. Tak lupa Adi mengambil uang dari kotak yang bertuliskan infaq
shodaqoh. Kotak berisi uang untuk amal. Ayah dan Bunda membiasakan Adi mempergunakan
uang tersebut untuk berinfaq. Setiap ke masjid, Adi mengisi kotak amal. Hari
Jumat, Adi rutin menyantuni anak yatim dan dhuafa dari uang shodagqoh .
Pulang dari masjid, Adi membaca Al Quran. Adi tahu, rumah yang dibacakan Al Quran akan membawa
berkah. Adi ingat, kakeknya rajin membaca Al Quran. Berkah dari membaca Al
Quran, Kakek tidak pikun di usia tua.
Adi berusaha untuk melakukan kebiasaan baik
sesuai yang diajarkan oleh ustadz , Ayah dan Bunda agar hidupnya mendapat
berkah dari Allah swt.
Biodata
Penulis
Juznia Andriani, telah menulis
buku solo dan puluhan buku antologi. Berharap karyanya bermanfaat dan
menginspirasi yang membacanya.
Mashaa Allah, mwski di usia yang tidak muda lagi, tetap produktif ya bu, semangatnya luar biasa...keren bu cerpennya.
BalasHapusAnak itu memang bagaimana orangtuanya, ya, bu. Jika orangtuanya telaten intuk mengaeahkan anak ke hal positif, lama2 akan membekas di karakter anak. Thankyou for sharing, mba.
BalasHapussuka ceritanya bu, mengena lo di anak-anak
BalasHapusDah lama nggak nulis cerpen anak, nih, saya, Mba. Baca ini jadi nostalgia lagi. Banyak pembelajaran berarti dari setiap kata dalam cerpen anak. Ditunggu cerita lainnya, ya, Mba.
BalasHapus